IPB University Hadirkan Kembali Sekolah Pusat Studi Bencana: Dorong Aksi Nyata Hadapi Perubahan Iklim

Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi risiko bencana di tengah perubahan iklim yang semakin nyata, IPB University melalui Pusat Studi Bencana (PSB) kembali menghadirkan Sekolah Perubahan Iklim, Sustainability, dan Bencana (Sekolah PSB) untuk kedua kalinya. Kegiatan ini menjadi wadah belajar yang menggabungkan ilmu pengetahuan, praktik lapangan, dan strategi adaptif dalam menghadapi tantangan lingkungan yang terus berubah.

Kegiatan Sekolah PSB batch ke-2 ini resmi ditutup oleh Prof. Dr. Ernan Rustiadi, Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim. Dalam sambutannya, Prof Ernan menekankan pentingnya sinergi antara riset dan inovasi dalam upaya penanggulangan bencana.

“Perubahan iklim telah menjadi isu global dengan dampak yang luas dan nyata. Oleh karena itu, PSB IPB University perlu terus memperbarui diri dengan informasi dan pengetahuan terkini agar hasil kajiannya bisa menjadi strategi adaptasi dan mitigasi yang efektif,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Doni Yusri, Kepala PSB IPB University, menjelaskan bahwa Sekolah PSB tahun ini mengangkat tema besar “Strategi Keberlanjutan Mitigasi dan Adaptasi dalam Penanggulangan Bencana.” Berbeda dari pelaksanaan pertama pada tahun 2022 yang lebih fokus pada pemahaman dasar perubahan iklim dan fenomena bencana, tahun ini fokus bergeser ke peningkatan keterampilan praktis di lapangan.

“Kami dorong peserta untuk memahami aksi-aksi nyata di lapangan. Materi yang disampaikan oleh narasumber mengacu pada pengalaman langsung, namun tetap berpijak pada regulasi dan kerangka hukum yang berlaku,” terang Dr Doni.

Tak hanya itu, Dr Doni juga menyebut bahwa Sekolah PSB dirancang sebagai serial pembelajaran berkelanjutan, sehingga tiap batch akan saling terhubung dan memperkuat kapasitas peserta secara bertahap.

Direktur Riset dan Inovasi IPB University, Prof. Sugeng Heri Soeseno, menyambut baik keberlanjutan program ini. Ia mendorong agar Sekolah PSB dapat menjangkau lebih banyak peserta dari berbagai pelosok Indonesia.

“Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat luas. Inovasi PSB IPB ini harus diperluas jangkauannya, agar tidak hanya dirasakan di lingkungan kampus, tetapi juga menjangkau komunitas-komunitas yang rentan terhadap bencana,” ujarnya.

Dalam sesi kuliah umum, peserta dibekali pengetahuan dari para ahli yang berpengalaman di bidangnya. Hadir sebagai narasumber antara lain:

  • Dr. Akhmad Faqih (Wakil Dekan FMIPA IPB University),

  • Prof. Syamsul Maarif (Kepala BNPB 2008–2015),

  • Prof. Yandra Arkeman (Pakar Artificial Intelligence dan Blockchain IPB),

  • serta Ir. Ahmad Hussein, MSi (Ketua Umum Aksi Relawan Mandiri – Himpunan Alumni IPB).

Sekolah PSB bukan sekadar forum akademik, melainkan ruang bertemunya ilmu pengetahuan dan aksi nyata. Di bawah koordinasi Pusat Studi Bencana IPB University, program ini terus berkembang sebagai bentuk komitmen IPB dalam mengawal pembangunan berkelanjutan yang adaptif terhadap perubahan iklim dan risiko bencana. Harapannya, semakin banyak pihak dari berbagai daerah dapat bergabung, belajar, dan menjadi agen perubahan di komunitasnya masing-masing.

Karena menghadapi bencana bukan hanya soal bertahan—tetapi juga tentang bertransformasi menjadi lebih tangguh dan berdaya.